Dhalan pitedah
--sebuah
nama, seutas harapan—
“Pondok
pesantren Sabilil Huda, panggungroyom-wedarijaksa-Pati”
Seperti itulah sederhananya mendiskripsikan tujuan seseorang
memberikan nama untuk segala sesuatu. Nama yang baik berarti ia sedang
mengidamkan kebaikan pada yang dinamai itu kelak. Dan untuk nama orang maka
nama yang baik menurut nabi ialah nama yang ada kata abdul (hamba) lalu
digandengkan dengan nama-nama gusti Allah Swt (asma’ul khusna).
Adapun dhalan pitedah, ini adalah sebuah nama yang diberikan kepada
pondok pesantren kami, pondok dimana kesehariannya seolah tak pernah sepi dari
hiruk pikuknya mengkaji ilmu-ilmu agama. Tidak ada aturan pasti seperti tata
tertib dan aturan tertulis lainnya, bahkan untuk sebuah jadwal kebersihanpun
tak akan anda temui dipondok kami ini, semua mengalir dengan tenang dan pasti.
Peraturan yang ada adalah peraturan normatif dimana setiap orang yang berada
dipondok kami secara menyeluruh memahami benar norma-norma yang ada lengkap
dengan konsekuensi-konsekuensinya apa bila ia melanggar disuatu saat. Ini
menunjukan bahwa aturan yang ada didalam pondok kami selevel jauh lebih tinggi
dibandingkan tempat-tempat mengaji yang lainnya. Ia telah menjelma menjadi
sebuah budaya.
Pondok kami ini berada ditengah kampung dan tidak berdekatan dengan
jalan sekalipun itu jalan kampung, sehingga suasana yang ada adalah sebuah
ketenangan. Pondok pesantren kami mungkin tidak semegah pondok-pondok yang
lain. Ada suatu cerita dimana pertama kalinya saya datang kesana dan sebelumnya
saya tidak pernah secuilpun mengetahui pondok kami ini, saya berangkat
bermodalkan keyakinan orang tua lalu beliau meyakinkan saya untuk meneruskan
study ditempat ini karena pada saat itu masih dilanda kebimbangan kemana saya
melagkah setelah lulus dari sekolah menengah pertama. Tidak seperti orang-orang lain yang datang
pertama untuk sekedar melihat-lihat kondisi yang ada, saya langsung melonjak
untuk langsung menetap. Kesan pertama ialah sedikit kecewa dengan gedung yang
jauh dari bayangan saya. Meminjam quote seorang tokoh agama ditempat kami “lumrahe
wong iku nyawang songko menterenge” (orang pada umumnya itu melihat
megahnya…indo). Sehingga tanpa melihat aktifitas apa saja yang berada disebuah
pondok jika pondok tersebut memiliki gedung yang megah maka dengan spontan ia
akan yakin bahwa pondik tersebut ialah pondok yang berkualitas dan begitupun
saya, terjebak dengan minimnya pengalaman yang saya miliki.
Setelah beberapa hari disana akhirnya semua keraguan itu hilang
dengan sendirinya karena saya melihat sendiri bagaimana menariknya dan arifnya segala
hal yang ada didalam pondok pesantern kami. Dan itu yang membuat saya betah
tinggal disana hingga sekarang.
Untuk nama dhalan petedah, ini hanya inisiatif saya menerjemahkan
kedalam bahasa jawa. Nama asli pondok pesantren kami ialah Sabilil Huda
yang dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan sebagai jalan petunjuk.
Huda atau petunjuk ialah suatu entitas yang sangat penting didalam Islam,
setidaknya 17 kali dalam sehari kita selalu berdoa untuk sebuah petunjuk,
petunjuk kejalan yang lurus (ihdinas Shirotol mustaqim). Meskipun lewat ayat
ini orang-orang kafir pada suatu ketika menghujat bahwa orang muslim itu
kelihatan salahnya karena ia masih saja selalu meminta petunjuk, dan tidak ada
orang yang meminta petunjuk kecuali orang yang tersesat. Dan ini adalah sebuah
pola fikir yang salah karena logikanya bahwa orang yang benar, orang yang baik
itu tidak akan pernah meminta menjadi orang yang buruk, setidaknya ia akan
meminta langgeng dalam kebaikan, seperti itu pula orang yang sudah mendapatkan
petunjuk, maka ia ingin selalu dalam petunjuk tersebut.
Dengan pentingnya hidayah dalam Islam, maka semoga Sabilil huda
dapat menjadi tempat seseorang untuk senantiasa mendapatkan petunjuk dari
tuhannya sehingga menjadi hamba yang berkelakuan sebagai hamba yang baik. Wallahu
a’lam J
NB: ini hanyalah persepsi dan pengalaman penulis, apabila ada suatu
kesalahan atu kekurangan pada tulisan ini berkaitan dengan pondok pesantren
Sabilil Huda maka itu mutlak kesalahan dari penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar