Sabtu, 22 Agustus 2015

Puasa Sunah dalam Setahun



Puasa termasuk salah satu dari 5 rukun Islam yang wajib diamalkan oleh semua orang Islam. Akan tetapi kategori atau hukum dari puasa ini selanjutnya dibagi menjadi bermacam-macam. Ada puasa wajib yang harus dijalankan oleh seluruh orang muslim yaitu puasa dibulan Ramadlan yang mana puasa inilah yang menjadi rukun Islam. Adapula puasa yang dihukumi sunnah, bahkan ada juga puasa yang nantinya dihukumi makruh, sampai dihukumi haram.

Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menguraikan puasa sunnah itu beserta seklumit keutamaan-keutamaan yang ada di dalam masing-masing puasa sunah tersebut, meskipun secara umum memang puasa sendiri sudah memiliki keutamaan tersendiri. Dalam hadist qudsinya kanjeng nabi dijelaskan bahwa segala ibadah yang dilakukan ibnu Adam itu akan dilipat gandakan pahalanya, mulai dari 10 kali lipat hingga 700 lipat kecuali puasa, ia adalah ibadah yang diperuntukan untuk saya (Allah) dan aku (Allah) sendiri yang akan mengganjar ibadah puasa ini
(فانه  لي وأنا أجزى به).. Durrotun Nashihin (13)

Dari ungkapan terakhir hadis diatas banyak ulama’ yang mengartikan dengan arti yang berbeda-beda. Salah satu dari artian tersebut ialah menujukan bahwa puasa adalah ibadah yang sangat dicintai Allah Swt.

Puasa-puasa sunah itu ada banyak, akan tetapi disini disebutkan 15 macam.
  1. Puasa dihari Arafah.
Puasa yang dimaksudkan disini ialah puasa pada tanggal 9 dzihijjah bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji. Keutamaan dari puasa ini ialah dapat melebur dosa satu tahun yang telah lalu dan yang akan datang.
    2.  Puasa Asyuro’
Yaitu puasa dihari ke-10 bulan Muharam. Pada hari ini banyak peristiwa-peristiwa besar, diantaranya ialah berhentinya kapal nabi Nuh setelah sekian lama berada diatas banjir yang menenggelamkan dunia, diciptakannya nabi Adam, dibelahkannya laut menjadi jalan untuk nabi Musa lalu ditenggelamkanlah Firaun kedalam laut, dikeluarkannya nabi Yunus dari perut ikan, dsb
   3.  Puasa pada hari ke-9 bulan Muharam.
    4. Puasa 6 hari dibulan Syawal.
Terkadang ada sedikit perdebatan atau pertanyaan apakah puasa pada macam yang satu ini harus berurutan serta dilaksanakan menyambung dengan Iedul Fitri. Maka jawabanyya ialah puasa macam ini tidak diharuskan bersambungan dengan hari raya dan berurutan. Sederhananya untuk mendapatkan kesunahan bagi puasa macam yang satu ini maka seseorang cukup berbuasa  6 hari dibulan syawal. (من صام رمضان ثم اتبعه ستا من شوّال...)
      5. Puasa hari-hari putih, yaitu tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan hijriyah.
     6.  Puasa setiap hari senin
      7.  Puasa setiap hari kamis
      8.  Puasa 8 hari (tanggal 1-8 dzulhijah) sebelum hari Arafah.
     9. Puasa 8 hari dari tanggal 1-8 bulan Muharam.
    10.  Puasa dihari-hari bulan yang dimuliakan, adapun bulan yang dimuliakan tersebut ialah Rajab, Dzulqo’dah, dzulhijah, dan Muharam.
      11. Puasa dihari-hari hitam, yaitu pada setiap  tanggal 28, 29, dan 30 kalender hijriyah.
      12.   Puasa dibulan Sya’ban.
      13.   Puasa satu hari kemudian tidak berpuasa satu hari
      14.   Puasa satu hari lalu tidak berpuasa dalam dua hari.
      15.  Puasa dihari dimana kita tidak menemukan sesuatu untuk dimakan. (Nihayah az zain, hal.197)
Wallahu a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar