Puasa
termasuk salah satu dari 5 rukun Islam yang wajib diamalkan oleh semua orang
Islam. Akan tetapi kategori atau hukum dari puasa ini selanjutnya dibagi
menjadi bermacam-macam. Ada puasa wajib yang harus dijalankan oleh seluruh
orang muslim yaitu puasa dibulan Ramadlan yang mana puasa inilah yang menjadi
rukun Islam. Adapula puasa yang dihukumi sunnah, bahkan ada juga puasa yang
nantinya dihukumi makruh, sampai dihukumi haram.
Pada
kesempatan kali ini saya akan mencoba menguraikan puasa sunnah itu beserta
seklumit keutamaan-keutamaan yang ada di dalam masing-masing puasa sunah
tersebut, meskipun secara umum memang puasa sendiri sudah memiliki keutamaan
tersendiri. Dalam hadist qudsinya kanjeng nabi dijelaskan bahwa segala ibadah
yang dilakukan ibnu Adam itu akan dilipat gandakan pahalanya, mulai dari 10
kali lipat hingga 700 lipat kecuali puasa, ia adalah ibadah yang
diperuntukan untuk saya (Allah) dan aku (Allah) sendiri yang akan mengganjar
ibadah puasa ini
(فانه لي وأنا أجزى به)..
Durrotun
Nashihin (13)
Dari ungkapan
terakhir hadis diatas banyak ulama’ yang mengartikan dengan arti yang
berbeda-beda. Salah satu dari artian tersebut ialah menujukan bahwa puasa
adalah ibadah yang sangat dicintai Allah Swt.
Puasa-puasa sunah itu
ada banyak, akan tetapi disini disebutkan 15 macam.
1. Puasa dihari
Arafah.
Puasa yang
dimaksudkan disini ialah puasa pada tanggal 9 dzihijjah bagi orang yang tidak
melaksanakan ibadah haji. Keutamaan dari puasa ini ialah dapat melebur dosa
satu tahun yang telah lalu dan yang akan datang.
2. Puasa Asyuro’
Yaitu puasa
dihari ke-10 bulan Muharam. Pada hari ini banyak peristiwa-peristiwa besar,
diantaranya ialah berhentinya kapal nabi Nuh setelah sekian lama berada diatas
banjir yang menenggelamkan dunia, diciptakannya nabi Adam, dibelahkannya laut
menjadi jalan untuk nabi Musa lalu ditenggelamkanlah Firaun kedalam laut,
dikeluarkannya nabi Yunus dari perut ikan, dsb
3. Puasa pada
hari ke-9 bulan Muharam.
4. Puasa 6 hari
dibulan Syawal.
Terkadang ada
sedikit perdebatan atau pertanyaan apakah puasa pada macam yang satu ini harus
berurutan serta dilaksanakan menyambung dengan Iedul Fitri. Maka jawabanyya
ialah puasa macam ini tidak diharuskan bersambungan dengan hari raya dan
berurutan. Sederhananya untuk mendapatkan kesunahan bagi puasa macam yang satu
ini maka seseorang cukup berbuasa 6 hari
dibulan syawal. (من
صام رمضان ثم اتبعه ستا من شوّال...)
5. Puasa hari-hari putih, yaitu tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan hijriyah.
5. Puasa hari-hari putih, yaitu tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan hijriyah.
6. Puasa setiap
hari senin
7. Puasa setiap hari kamis
7. Puasa setiap hari kamis
8. Puasa 8 hari
(tanggal 1-8 dzulhijah) sebelum hari Arafah.
9. Puasa 8 hari
dari tanggal 1-8 bulan Muharam.
10. Puasa dihari-hari bulan
yang dimuliakan, adapun bulan yang dimuliakan tersebut ialah Rajab, Dzulqo’dah,
dzulhijah, dan Muharam.
11. Puasa dihari-hari hitam,
yaitu pada setiap tanggal 28, 29, dan 30
kalender hijriyah.
12. Puasa dibulan Sya’ban.
13. Puasa satu hari kemudian
tidak berpuasa satu hari
14. Puasa satu hari lalu
tidak berpuasa dalam dua hari.
15. Puasa dihari dimana kita
tidak menemukan sesuatu untuk dimakan. (Nihayah az zain, hal.197)
Wallahu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar