Sering kita mendengarkan kata-kata seperti diatas tatkala kita
mendengarkan sebuah ceramah, membaca kajian keislaman dan lain-lain. Istilah rahmatan
lil alamin ini sering diartikan bahwa Islam ialah rahmat yang diperuntukan
kepada seluruh makhluk Allah Swt di seluruh alam. Jadi sederhananya ialah bahwa
Islam itu bukanlah berhenti untuk orang-orang muslimin, kasih sayang Islam bukanlah
terbatas kepada orang-orang muslim.
Berbicara tentang rahmat yang didalam bahasa Arab ia berasal dari fi’il
madli rahima (رحم)yang berarti menyayangi
maka ketika kata sayang ini dijulukan kepada Allah Swt swt ia dapat berbentuk Rahim
(رحيم) dan rahman (رحمان) .
Perbedaan antara rahman dan Rahim ini terletak dimana
rahman itu maha belas kasih Allah Swt didunia dan di akhirat, artinya Ia
mengasihani semua makhluk ketika berada didunia dan diakhirat. Belas kasih Allah
Swt tatkala didunia bisa kita lihat bagaimana orang yang non Islam meskipun ia
tidak menjalankan syariat-syariat agama Islam akan tetapi Allah Swt masih
memberi mereka kasing sayangNya sehingga mereka masi diberi rizki tatkala
didunia, mereka tidak dikenai cobaan berkat kekafirannya, dan lain sebagainya.
Adapun Rahim maka ia hanya teruntuk belas kasinNya kelak di akhirat
terhadap orang-orang yang mu’min.
Masih berbicara tentang rahmat didalam Islam. Teringat suatu kisah dalam
kitab Usfuriyah dimana pada zaman dahulu ada seorang syech, katakanlah
ulama’ yang sedang berjalan-jalan dipasar. Tak lama berada dipasar sang syech
ini melihat ada seorang anak kecil yang sedang bermain seekor burung, didalam
masyarakat jawa burung itu bernama burung emprit. Perilaku anak kecil tersebut yang
dilakukan terhadap burung ialah ia mengikat kaki burung itu dengan seutas
benang lalu dilepaskanlah burung itu agar terbang bebas kemudian sang anak
menarik burung itu kembali dan menangkapnya setelah itu dilepas kembali, lalu
ditangkap kembali begitu seterusnya. Melihat perilaku tersebut sang syechpun
merasa kasihan terhadap burung yang dimainkan anak tersebut. Lalu beliau
menghampiri anak itu dan hendak meminta burung itu supaya dilepas. Setibanya ia
berhadapan didepan seorang anak tadi sang anak enggan untuk memberikannya, lalu
sang syechpun membeli burung itu dan akhirnya burung tersebut dapat terbang
bebas.selang beberapa waktu sang syech yang rajin beibadah itu meninggal lalu
setelah belia meninggal maka seluruh ulama’ yang berada disekitar tempat
tinggal sang syech bermimpi, dan mimpi mereka sama. Mereka bermimpi bahwa sang
syech telah masuk kedalam surga, dan ditanyalah sang syech tentang amalan apa
yang ia lakukan sehingga ia masuk surge. Sang syechpun menjawab amalku
menyelamatkan burung tadi.
Dari cerita diatas maka dapat kita ambil sebuah ibrah bahwasanya
kita yang telah memeluk agama Islam hendaknya mencurahkan kasih saying kita
terhadap siapapun, tak terkecuali terhadap seorang kafir. Seperti halnya yang
sang syech lakukan terhadap seekor burung. Beliau tidak menghiraukan apakah
burung ini ta’at terhadap tuhannya atau tidak, yang ada dipandanga syech tadi
ialah burung ini masih makhluk Allah Swt maka untuk mencerminkan keislammannya
yang rahmatan lil alamin beliaupu merasa kasihan terhadap burung tadi.
Hal tersebut diungkapkan oleh nabi Saw dalam hadistnya “orang
yang memiliki belas kasihan maka ia akan dikasihani oleh tuhan yang maha
pengasih. Maka dari itu, kasihanilah semua makhluk yang berada dibumi maka
niscaya kamu akan dikasihi oleh seluruh makhluk yang berada diatas langit”.
Yang dimaksud makhluk yang berada diatas langit itu ialah seluruh malaikat. Mereka
akan memintakan ampunan untuk kita ketika kita mau mengasihani seluruh makhluk
yang berada dibumi, entah itu sesame manusia, hewan bahkan tumbuhan. Tentunya masing-masing
dari itu semua memilki cara tersendiri bagaimana kita mencurahkan kasih saying kita
terhadapnya. Semoga kita dirahmati Allah Swt dan dianugrahi hati yang memiliki
kasih saying yang luas terhadap semua makhluk. Wallu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar