Sabtu, 01 Agustus 2015

Islam, Rahmatal lil Alamin.


Sering kita mendengarkan kata-kata seperti diatas tatkala kita mendengarkan sebuah ceramah, membaca kajian keislaman dan lain-lain. Istilah rahmatan lil alamin ini sering diartikan bahwa Islam ialah rahmat yang diperuntukan kepada seluruh makhluk Allah Swt di seluruh alam. Jadi sederhananya ialah bahwa Islam itu bukanlah berhenti untuk orang-orang muslimin, kasih sayang Islam bukanlah terbatas kepada orang-orang muslim.
Berbicara tentang rahmat yang didalam bahasa Arab ia berasal dari fi’il madli rahima (رحم)yang berarti menyayangi maka ketika kata sayang ini dijulukan kepada Allah Swt swt ia dapat berbentuk Rahim (رحيم) dan rahman (رحمان)  .
Perbedaan antara rahman dan Rahim ini terletak dimana rahman itu maha belas kasih Allah Swt didunia dan di akhirat, artinya Ia mengasihani semua makhluk ketika berada didunia dan diakhirat. Belas kasih Allah Swt tatkala didunia bisa kita lihat bagaimana orang yang non Islam meskipun ia tidak menjalankan syariat-syariat agama Islam akan tetapi Allah Swt masih memberi mereka kasing sayangNya sehingga mereka masi diberi rizki tatkala didunia, mereka tidak dikenai cobaan berkat kekafirannya, dan lain  sebagainya.   
Adapun Rahim maka ia hanya teruntuk belas kasinNya kelak di akhirat terhadap orang-orang yang mu’min.
Masih berbicara tentang rahmat didalam Islam. Teringat suatu kisah dalam kitab Usfuriyah dimana pada zaman dahulu ada seorang syech, katakanlah ulama’ yang sedang berjalan-jalan dipasar. Tak lama berada dipasar sang syech ini melihat ada seorang anak kecil yang sedang bermain seekor burung, didalam masyarakat jawa burung itu bernama burung emprit. Perilaku anak kecil tersebut yang dilakukan terhadap burung ialah ia mengikat kaki burung itu dengan seutas benang lalu dilepaskanlah burung itu agar terbang bebas kemudian sang anak menarik burung itu kembali dan menangkapnya setelah itu dilepas kembali, lalu ditangkap kembali begitu seterusnya. Melihat perilaku tersebut sang syechpun merasa kasihan terhadap burung yang dimainkan anak tersebut. Lalu beliau menghampiri anak itu dan hendak meminta burung itu supaya dilepas. Setibanya ia berhadapan didepan seorang anak tadi sang anak enggan untuk memberikannya, lalu sang syechpun membeli burung itu dan akhirnya burung tersebut dapat terbang bebas.selang beberapa waktu sang syech yang rajin beibadah itu meninggal lalu setelah belia meninggal maka seluruh ulama’ yang berada disekitar tempat tinggal sang syech bermimpi, dan mimpi mereka sama. Mereka bermimpi bahwa sang syech telah masuk kedalam surga, dan ditanyalah sang syech tentang amalan apa yang ia lakukan sehingga ia masuk surge. Sang syechpun menjawab amalku menyelamatkan burung tadi.
Dari cerita diatas maka dapat kita ambil sebuah ibrah bahwasanya kita yang telah memeluk agama Islam hendaknya mencurahkan kasih saying kita terhadap siapapun, tak terkecuali terhadap seorang kafir. Seperti halnya yang sang syech lakukan terhadap seekor burung. Beliau tidak menghiraukan apakah burung ini ta’at terhadap tuhannya atau tidak, yang ada dipandanga syech tadi ialah burung ini masih makhluk Allah Swt maka untuk mencerminkan keislammannya yang rahmatan lil alamin beliaupu merasa kasihan terhadap burung tadi.
Hal tersebut diungkapkan oleh nabi Saw dalam hadistnya “orang yang memiliki belas kasihan maka ia akan dikasihani oleh tuhan yang maha pengasih. Maka dari itu, kasihanilah semua makhluk yang berada dibumi maka niscaya kamu akan dikasihi oleh seluruh makhluk yang berada diatas langit”. Yang dimaksud makhluk yang berada diatas langit itu ialah seluruh malaikat. Mereka akan memintakan ampunan untuk kita ketika kita mau mengasihani seluruh makhluk yang berada dibumi, entah itu sesame manusia, hewan bahkan tumbuhan. Tentunya masing-masing dari itu semua memilki cara tersendiri bagaimana kita mencurahkan kasih saying kita terhadapnya. Semoga kita dirahmati Allah Swt dan dianugrahi hati yang memiliki kasih saying yang luas terhadap semua makhluk. Wallu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar